Perhelatan Teater 4 Kota
Tanggal 28 Februari 2012 di Sekolah Tinggi Komunikasi The London School of Public Relation-Jakarta, Teater Pohon mengakhiri program “Perhelatan Teater 4 Kota”-nya. Pementasan di The London School itu sendiri menjadi bagian dari Dramakala Fest, yang diselenggarkan oleh Indonesia Drama Educators Association bekerja sama dengan Stikom The London School of Public Relations-Jakarta. Dalam festival ini, Teater Pohon yang membawakan lakon “Musuh Politik” karya Kenneth Sawyer Goodman (yang diadaptasi & disutradarai oleh Pedje) meraih penghargaan untuk kategori grup terbaik, sutradara terbaik, dan pemeran utama pria terbaik.
Sebelum di Dramakala Fest, lakon “Musuh Politik” digelar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 22 Februari. Pementasan sore hari yang terselenggara berkat kerja sama dengan Teater Pagupon itu mendapat respons yang positif dari penonton, termasuk dari kalangan pengajar dan guru besar. “Keseluruhan pertunjukannya membius. Kemasannya enggak bikin capek. Sadislah pokoknya,” tutur Rebecca Kezia, Ketua Teater Pagupon.
Respons yang hampir sama juga kami dapatkan waktu “Musuh Politik” digelar di Taman Budaya Rumah Dunia, Serang, Banten, 11 Februari 2012. Bermain di luar ruang, dengan sebagian penonton merupakan warga Kampung Ciloang, tidak membuat kami patah semangat. Justru sebaliknya. Para pemain yang terdiri dari Teddy Leo, Pedje, Wan Prakarsa, dan Irman Nisha dengan penuh semangat berhasil memukau banyak penonton—walaupun yang lebih penting bagi kami adalah menggugah kesadaran penonton.
Respons yang kami anggap luar biasa datang dari penonton di Taman Budaya Kalimantan Barat, Pontianak. Pementasan kami yang terselenggara berkat kerja sama dengan Teater Termos, Forum Masyarakat Teater Kalimantan Barat (Format), Teater Komsan STAIN Pontianak, Teater Tembak, dan Taman Budaya Kalimantan Barat digelar pada 20 & 21 Januari 2012. “Pertunjukan yang dilakukan Teater Pohon merupakan pertunjukan yang cerdas dan untuk di Pontianak merupakan warna baru teater modern,” ungkap Mugiono, Ketua Format.
Kepala Seksi Tata Usaha Taman Budaya Kalimantan Barat Kusmindari Triwati, S.Sn. mengatakan, “Pementasan ‘Musuh Politik’ Teater Pohon sangat bagus dan mendidik.” Hal senada juga dikatakan Satarudin Ramli dari Dewan Kesenian Provinsi Kalimantan Barat.
Sebelum diboyong ke berbagai daerah, “Musuh Politik” dipentaskan terlebih dulu di Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Barat, 10 & 11 Januari 2012, bekerja sama dengan Ikatan Drama Jakarta Barat. Lakon ini mengisahkan seorang aktivis radikal, Harry Mandera, yang mengalami sindroma ketidaksabaran revolusioner, sehingga punya keinginan kuat untuk membunuh Jenderal Alex Dursina, tokoh paling kejam, licik, dan berpengaruh dalam pemerintahan seorang despot. Jenderal Alex Dursina sendiri pengidap sindroma megalomania—yang menurut Sigmund Freud merupakan narsistis tingkat kedua (Andrew Morrison, 1997)—sindroma yang membuat para pengidapnya merasa paling hebat, paling pintar, paling berkuasa, paling kuat, paling cemerlang. Untuk membuktikan kehebatannya dan menepis semua keraguan tentang dirinya, Jenderal Alex Dursina merencanakan suatu zero sum game: ia atau Harry Mandera yang akhirnya bisa keluar hidup-hidup dan selamat, setelah sebelumnya kaki tangan sang Jenderal menculik Harry Mandera. Namun, ternyata, ada hal yang di luar rencana dan kendali Jenderal Alex Dursina sendiri.
"Perhelatan Teater 4 Kota" Teater Pohon sebenarnya digagas tidak sengaja, setelah Teater Pohon memutuskan untuk mundur dari babak final Festival Teater Jakarta XXXIX, 2011. Ada beberapa alasan prinsip yang tidak bisa kami langgar, yang membuat kami mengundurkan diri dari festival tersebut. Alasan lebih detail bisa dibaca di artikel "Dari Presiden Badut sampai Pengkhianatan Kaum Cendekiawan", yang ada di blog ini juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar